BAB I
PENDAHULUAN
Desain
organisasi dikaitkan dengan pengambilan keputusan manajerial yang
menentukan struktur dan proses yang mengkoordinasikan dan mengendalikan
pekerjaan organisasi. Hasil keputusan desain organisasi adalah suatu
sistem pekerjaan dan pengelompokkan kerja termasuk proses yang
melingkarinya. Proses yang berhubungan ini termasuk hubungan wewenang
dan jaringan komunikasi dalam kaitannya pada perencanaan spesifik dan
teknik pengendalian. Sebagai akibat, desain organisasi akan berpengaruh
pada pembentukan suatu superstruktur di dalam kerja dari organisasi
tersebut.
Desain
organisasi telah menjadi inti kerja manajerial karena usaha-uasaha
sebelumnya untuk mengembangkan teori manajemen. Kepentingan keputusan
desain telah menstimulasi minat yang besar atas topik bahasan. Manajer
dan pakar teori perilaku organisasi dan peneliti telah berkontribusi
terhadap apa yang disebut sebagai badan bacaan yang dapat
dipertimbangkan. Manajer yang menghadapi perlunya mendesain struktur
organisasi adalah pada posisi tidak kehilangan ide. Sangat berbeda,
bahan desain organisasi telah mempunyai sejumlah ide yang menimbulkan
konflik yakni bagaiaman suatu organisasi didesain mengoptimalkan
efektifitas.
Cara
manajemen mendesain organisasi harus mengingat dimensi struktur
organisasi ini. Bagaiamana kombinasinya mempunyai dampak langsung atas
efektivitas individual, kelompok dan organisasi itu sendiri. Manajer
harus mempertimbangkan sejumlah faktor ketika mendesain organisasi,
diantaranya satu yang sangat penting adalah teknologi, sifat kerja itu
sendiri, karakteristik orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan
organisasi, keperluan untuk menerima dan memproses informasi dari
lingkungan tersebut, dan keseluruhan strategi yang dipilih organisasi
untuk berhubungan dengan lingkungan.
Untuk
memehami hal yang dirasakan kompleks, harus menjelaskan mengenai dua
model umum desain umum organisasi yakni model mekanistik dan organik.
BAB II
Model Organik
Model
organik dari desain organisasi berada dalam posisi yang bertentangan
dengan model mekanistik berkaitan dengan perbedaan karakteristik
organisasi dan praktik. Perbedaan yang sangat nyata antara dua model
adalah konsekuensi dari perbedaan kriteria efektivitas yang
masing-masing berupaya mencapai maksimalisasi. Sementara model
mekanistik memaksimalkan efisiensi dan produksi model organik
memaksimalkan kepuasan, fleksibilitas dan pengembangan.
Organisasi
organik fleksibel terhadap perubahan tuntutan lingkungan karena desain
organisasi organik mendorong pemanfaatan yang lebih besar dari potensi
manusia. Manajer didorong memakai praktik yanbg memacu seluruh
motivasi manusia melakukan desain pekerjaan yang menekankan pada
pertumbuhan pribadi dan tanggung jawab. Pengambilan keputusan,
pengendalian, dan proses penetapan sasaran desentralisasi dan
disebarkan pada semua tingkat organisasi. Komunikasi mengalir ke
seluruh organisasi, tidak begitu saja turun menurun garus komando.
Praktik ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan suatu asumsi dasar
dari model organik yang menetapkan bahwa suatu organisasi akan menjadi
efektif pada suatu tingkat dimana struktur dipakai “untuk menjamin
suatu probabilitas maksimum yang dalam seluruh interaksi dan hubungan
dengan organisasi, masing-masing anggota, dengan latar belakangnya,
nilai-nilai, keinginan dan harapan, kita meninjau pengalaman sebagai
dukungan dan satu sisi untuk membangun dan menjaga harga diri dan
kepentingan.
Suatu
desain organisasi yang memberikan individu seperti harga diri dan
motivasi serta kepuasan fasilitas, fleksibilitas dan pengembangan akan
mempunyai karakteristik sebagai berikut:
- Hal ini relatif sederhana karena tidak menekankan pada spesialisasi dan menekankan pada peningkatan rentang pekerjaan.
- Relatif desentralisasi, karena menekankan pada delegasi wewenang dan peningkatan kedalaman pekerjaan.
- Relatif informal karena menekankan pada produk dan pelanggan sebagai dasar bagi departemen.
PERBANDINGAN
STRUKTUR MEKANISTIK DAN ORGANIK
Proses
|
Struktur Mekanistik
|
Struktur Organik
|
Kepemimpinan
|
Tidak
ada rasa percaya dan keyakinan. Bawahan tidak merasa bebas
mendiskusikanmasalah pekerjaan dengan atasan yang sebaliknya manarik
ide da pendapat mereka
|
Memiliki
rasa percaya dan keyakinan antara atasan dan bawahan dalam semua
hal. Bawahan merasa bebas mendiskusikan dengan atasan yang sebaliknya
menarik ide dan pendapat mereka
|
Motivasi
|
Langkah
hanya fisik, keamanan, dan motif ekonomi melalui penggunaan sanksi
dan ancaman. Sikap tidak mendukung pada organisasi terjadi diantara
karyawan
|
Langkah penuh dengan motivasi melalui penggunaan partisipasi. Sikap lebih mendukung pada organisasi dan tujuan
|
Komunikasi
|
Informasi mengalir ke bawah dan cenderung terdistorsi tidak akurat, dan dipandang mencurigakan oleh bawahan
|
Informasi mengalir bebas ke seluruh organisasi, atas, bawah dan ke samping. Informasi akurat dan tidak distorsi
|
Interaksi
|
Tertutup dan terbatas. Bawahan hanya memberi efek yang kecil pada tujuan departemen, metode dan aktivitas.
|
Terbuka dan ektensif. Baik atasan dan bawahan dapat mempengaruhi tujuan, metode dan aktivitas.
|
Keputusan
|
Relatif sentralisasi. Terjadi hanya pada posisi puncak organisasi
|
Relatif desentralisasi. Terjadi pada semua tingkat melalui proses kelompok.
|
Penetapan Tujuan
|
Dilokasikan pada organisasi puncak, tidak mendorong partisipasi kelompok
|
Mendorong partisipasi dalam menetapkan sasaran yang tinggi dan realistik
|
Pengendalian
|
Sentralisasi. Penekanan pada bentuk menyalahkan atas terjadinya kesalahan
|
Tersebar di organisasi. Penekanan pengendalian sendiri dan pemecahan masalah.
|
Tujuan Kinerja
|
Rendah dan secara pasif dicari manajer, yang tidak menunjukkan komitmen atas pengembangan SDM organisasi
|
Tinggi dan aktif dicari atasan, yang memahami kebutuhan komitmen penuh untuk mengembangkan malalui pelatihan SDM organisasi.
|
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Desain
organisasi telah menjadi inti kerja manajerial karena usaha-uasaha
sebelumnya untuk mengembangkan teori manajemen. Cara manajemen mendesain
organisasi harus mengingat dimensi struktur organisasi ini. Bagaiamana
kombinasinya mempunyai dampak langsung atas efektivitas individual,
kelompok dan organisasi itu sendiri. Manajer harus mempertimbangkan
sejumlah faktor ketika mendesain organisasi, diantaranya satu yang
sangat penting adalah teknologi, sifat kerja itu sendiri, karakteristik
orang yang melakukan kerja, tuntutan lingkungan organisasi, keperluan
untuk menerima dan memproses informasi dari lingkungan tersebut, dan
keseluruhan strategi yang dipilih organisasi untuk berhubungan dengan
lingkungan.
Untuk
memehami hal yang dirasakan kompleks, harus menjelaskan mengenai dua
model umum desain umum organisasi yakni model mekanistik dan organik.
Model
mekanistik merupakan desain organisasi menekankan pada kepentingan
pencapaian produksi yang tinggi dan efisien melalui penggunaan aturan
dan prosedur yang ekstensif, sentralisasi wewenang, dan spesialisasi
tenaga kerja yang tinggi. Model organik dari desain organisasi berada
dalam posisi yang bertentangan dengan model mekanistik berkaitan dengan
perbedaan karakteristik organisasi dan praktik. Perbedaan yang sangat
nyata antara dua model adalah konsekuensi dari perbedaan kriteria
efektivitas yang masing-masing berupaya mencapai maksimalisasi.
Sementara model mekanistik memaksimalkan efisiensi dan produksi model
organik memaksimalkan kepuasan, fleksibilitas dan pengembangan.
Selain
dua teori di atas, muncul pula pendapat ketiga yakni teori desain
kontigensi. Sudut pandang kontigensi memberikan kesempatan lepas dari
dilema dalam pemilihan model mekanistik atau organik.
Seorang
manajer, haruslah cakap menempatkan sesuatu begitupun dengan desain
organisasi yang diterapkan harus sesuai dengan situasi, kondisi dan
kebutuhan.
sumber:
good.
BalasHapus