Konsep Dasar Sistem Sistem
: kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Menurut Jerry Fith Gerald : Sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu
sasaran tertentu. Karakteristik Sistem :
Memiliki komponen :
Suatu
sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, bekerja
sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa
suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sistem tidak
perduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau
subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem
untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem
secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih
besar yang disebut supra sistem, misalnya suatu perusahaan dapat
disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang
lebih besar dapat disebut dengan supra sistem. Kalau dipandang industri
sebagai suatu sistem, maka perusahaan dapat disebut sebagai subsistem.
Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka
sistem akuntansi adalah subsistemnya.
Batas sistem (boundary) :
Batas sistem
merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang
lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan
suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
Lingkungan luar sistem (environment) :
Adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.
Penghubung sistem (interface) :
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem yang lainnya.
Masukan sistem (input) :
Merupakan
energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa masukan
perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input).
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut
dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk
didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam sistem komputer, program
adalah maintanance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputernya
dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.
Keluaran sistem (Output) :
Merupakan
hasil dari energi yang diolah oleh sistem. • Pengolah sistem (Process) :
Merupakan bagian yang memproses masukan untuk menjadi keluaran yang
diinginkan. • Sasaran sistem Kalau sistem tidak mempunyai sasaran, maka
operasi sistem tidak akan ada gunanya.
Bagaimana dengan Sistem Baru dapat Mengubah Organisasi
Sistem
informasi sebagai perubahan organisasi yang terencana. Pengenalan
sistem informasi baru tidak hanya melibatkan perangkat keras dan
perangkat lunak. Ini juga mencakup tentang perubahan pekerjaan,
keterampilan, manajemen, dan organisasi. Dalam filsafat sociotechnical,
jika suatu organisasi tidak bisa menggunakan sistem informasi yang baru,
maka perlu dilakukan desain ulang organisasi. Satu hal penting untuk
mengetahui tentang pembangunan sebuah sistem informasi baru yaitu proses
perencanaan perubahan organisasi. Perancang sistem harus memahami
bagaimana satu sistem akan mempengaruhi organisasi secara keseluruhan,
memfokuskan terutama pada konflik organisasi dan perubahan pada tempat
kedudukan dari ciri-ciri keputusan Perancana sistem juga harus
mempertimbangkan bagaimana sifat alami kelompok kerja terhadap
pergantian sistem baru. Sistem baru dapat berhasil secara teknis kecuali
terjadi kegagalan organisasional akibat satu kegagalan dalam sosial dan
proses politik dalam membangun system. Analis dan perancang bertanggung
jawab untuk memastikan bahwa anggota inti organisasi berpartisipasi
dalam proses pembuatan system baru. Pengembangan Sistem Informasi yang Cocok dengan Perencanaan Bisnis Suatu
organisasi yang memutuskan menggunakan system yang baru akan berpikir
untuk membangun sistem menjadi komponen penting dari proses perencanaan
organisasi. Organisasi perlu mengembangkan rencana sistem informsasi
yang mendukung seluruh rencana bisnis mereka dan menggabungkan sistem
yang strategis sampai tingkat atas perencanaan. Satu
proyek tertentu yang telah dipilih dalam konteks keseluruhan rencana
strategis untuk area sistem, maka sistem informasi yang terencana dapat
dikembangkan. Rencana tersebut
berfungsi sebagai petunjuk dalam pengembangan sistem, dasar pemikiran,
situasi saat ini, strategi pengelolaan, rencana pelaksanaan, dan
anggaran dana.
Hal
mendasar dalam pengembangan sistem yaitu penganalisa sistem yang
merupakan bagian dari tim yang berfungsi mengembangkan sistem yang
memiliki daya guna tinggi dan memenuhi kebutuhan pemakai akhir.
Pengembangan ini dipengaruhi sejumlah hal,yaitu :
Produktifitas,
saat ini dibutuhkan sistem yang lebih banyak, lebih bagus dan lebih
cepat. Hal ini membutuhkan lebih banyak programmer dan penganalisa
sistem yang berkualitas, kondisi kerja ekstra, kemampuan pemakai untuk
mengambangkan sendiri, bahasa pemrograman yang lebih baik, perawatan
sistem yang lebih baik (umumnya 50 % sampai 70 % sumber daya digunakan
untuk perawatan sistem), disiplin teknis pemakaian perangkat lunak dan
perangkat pengembangan sistem yang terotomasi.
Realibilitas,
waktu yang dihabiskan untuk testing sistem secara umum menghabiskan 50%
dari waktu total pengembangan sistem. Dalam kurun waktu 30 tahun
sejumlah sistem yang digunakan di berbagai perusahaan mengalami
kesalahan dan ironisnya sangat tidak mudah untuk mengubahnya. Jika
terjadi kesalahan, ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu melakukan
pelacakan sumber kesalahan dan harus menemukan cara untuk mengoreksi
kesalahan tersebut dengan mengganti program, menghilangkan sejumlah
statement lama atau menambahkan sejumlah statement baru.
Maintabilitas, perawatan mencakup ;
Pengelola
sistem informasi terorganisasi dalam suatu struktur manajemen. Oleh
karena itu bentuk / jenis sistem informasi yang diperlukan sesuai dengan
level manajemennya.
Manajemen level atas : untuk perencanaan strategis, kebijakan dan pengambilan keputusan.
Manajemen level menengah : untuk perencanaan taktis.
Manajemen level bawah : untuk perencanaan dan pengawasan operasi.
Operator : untuk pemrosesan transaksi dan merespon permintaan.
Untuk pengembangan sebuah sistem informasi diperlukan struktur manajemen organisasi personil. Strutktur dasarnya:
Direktur Sistem Informasi
Manajer Pengembangan Sistem
Analis Sistem
Programmer
Manejer Komputer dan Operasi.
Mengidentifikasi Aktivitas Inti Proses Pengembangan Sistem Perlunya Pengembangan Sistem Dengan
seiringnya perkembangan jaman maka sebuah sistem tentu tidak selamanya
dapat digunakan dengan baik. Untuk itu perlu ada perubahan terhadap
sistem tersebut baik dengan cara memperbaiki sistem yang lama ataupun
jika perlu untuk mengganti sistem yang lama. Ada beberapa hal yang
mendasari hal tersebut, antara lain: • Ada permasalahan pada sistem yang
lama.
Permasalahan
yang dimaksud disini seperti adanya ketidakberesan pada sistem yang
lama sehingga hasilnyapun tidak sesuai dengan yang diharapkan. Contohnya
: terdapat kesalahan-kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak yang
menyebabkan data pada suatu perusahaan tidak dapat terjamin
kebenarannya, adanya kesempatan atau peluang anggota dari sistem
tersebut untuk melakukan kecurangan. Permasalahan yang lain juga dapat
disebabkan oleh pertumbuhan organisasi tersebut. Contohnya pada sebuah
perusahaan
perdagangan
yang berkembang yang sebelumnya hanya sebatas dalam kota kini hingga
nasional bahkan internasional. Pertumbuhan organisasi (perusahaan)
memaksa sistem yang dimiliki sebelumnya harus disesuaikan dengan
kebutuhan kerja dari perusahaan tersebut, misalnya transaksi yang
sebelumnya bersifat konvensional kini lebih moderen dengan memanfaatkan
internet. • Untuk meraih kesempatan (opportunities) Sebuah sistem harus
diperbaiki atau dikembangkan juga disebabkan untuk meraih kesempatan
dari suatu organisasi atau perusahaan. Misalnya pada tingkat manajer
pada sebuah perusahaan dituntut untuk cepat menghasilkan suatu kebijakan
agar perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, sehingga
perusahaan tersebut memanfaatkan Sistem Pendukung Keputusan agar
kebijakan yang didapat lebih cepat. • Adanya intruksi-intruksi
(directives) Sistem harus diperbaharui atau dikembangkan juga disebabkan
oleh faktor eksternal seperti pemerintah. Adanya kebijakan-kebijakan
pemerintah memaksa sebuah perusahaan menggunakan sistem yang tidak
bertentangan dengan kebijakan tersebut. Pengembangan atau pembuatan
sebuah sistem tentu tidak memakan biaya yang sedikit, sehingga
organisasi harus secara bijak menentukan apakah sistem yang digunakan
masih layak untuk dipakai atau sudah harus dikembangkan atau diganti.
Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk melihat sebuah sistem
harus diperbaiki adalah : keluhan dari pelanggan, pengiriman barang yang
sering tertunda, pembayaran gaji yang terlambat, ketidakberesan
keuangan, persediaan barang yang terlalu tinggi, investasi yang tidak
efisien, dll. 7
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sebagai berikut :
1. Analisis
Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan
solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2.
Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file, program,
prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk
mendukung sistem informasi
3.
Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang
diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat.
Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan
mengoperasikan perangkat lunak
4. Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru, melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5. Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
6. Evaluasi Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
Siklus
tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan
model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru,
seperti prototyping, spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model
klasik di atas.
Analisis Sistem
Alasan pentingnya mengawali analisis sistem:
1.
Problem-solving: sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
Untuk itu analisis diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat
berfungsi sesuai dengan kebutuhan.
2. Kebutuhan
baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga
diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk
mendukung organisasi.
3. Mengimplementasikan ide atau teknologi baru.
4. Meningkatkan performansi sistem secara keseluruhan.
Batasan Analisis Sistem. Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat menjawab pertanyaan umum, sebagai berikut:
1. Sistem baru apakah yang akan dibangun? atau
2. Sistem apakah yang akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem lama yang sudah ada?
Untuk itu secara detail harus dijawab pertanyaan-pertanyaan:
1. Informasi apakah yang dibutuhkan?
2. Oleh siapa?
3. Kapan?
4. Dimana?
5. Dalam bentuk apa?
6. Bagaimana cara memperolehnya?
7. Dari mana asalnya?
8. Bagaimana cara mengumpulkannya?
Proposal mengadakan analisis sistem ; Berisi:
1. Definisi yang jelas dan konsisten tentang alasan untuk analisis
2. Definisi batasan analisis yang akan dilakukan
3. Identifikasi fakta yang akan dikumpulkan dan dipelajari selama analisis
4. fakta dapat diperoleh
5. Uraian tujuan dan kendala yang mungkin dalam analisis
6. Proyeksi kemungkinan masalah yang akan terjadi selama analisis
7. Jadwal tentatif analisis
Sumber-sumber fakta yang dapat dipelajari untuk analisis sistem:
1. Sistem yang ada
2. Sumber internal lain: orang, dokumen, dan hubungan antara orang-organisasi atau fungsi ada
3. Sumber
External: interface dengan sistem lain, seminar, vendor, jurnal,
textbook dan informasi atau ilmu lain yang berada diluar sistem
Kerangka Analisis:
1. Analisis
terhadap level pembuat keputusan (manajemen organisasi): menganalisa
organisasi, fungsi dan informasi yang dibutuhkan beserta informasi yang
dihasilkan.
2. Analisis terhadap flow informasi: mengidentifikasi informasi apa yang diperlukan, siapa yang memerlukan, dari mana asalnya.
3. Analisis terhadap input dan output.
Dalam
analisis ini digunakan teknik dan alat bantu, antara lain : interview,
questionaire, observation, sampling and document gathering, charting,
decision table and matric. Laporan hasil analisis. Laporan hasil analisis harus berisi:
1. Uraian alasan dan scope (batasan) analisis
2. Deskripsi sistem yang ada dan operasinya.
3. Uraian tujuan (objektif) dan kendala sistem
4. Deskripsi tentang masalah-masalah yang belum teratasi dan potensi masalah
5. Uraian tentang asumsi-asumsi yang diambil oleh analis sistem selama proses analisis
6. Rekomendasi-rekomendasi sistem yang baru dan kebutuhannya untuk desain awal
7. Proyeksi
kebutuhan sumber daya dan biaya yang diharapkan termasuk dalam desain
sistem baru atau memodifikasinya. Proyeksi ini termasuk kelayakan untuk
proses selanjutnya.
Katagori aspek kelayakan:
1. Kelayakan teknis: kelayakan perangkat keras dan perangkat lunak.
2. Kelayakan ekonomi: apakah ada keuntungan atau kerugian, efisiensi biasa operasional organisasi.
3. Kelayakan operasi: berhubungan dengan prosedur operasi dan orang yang menjalankan organisasi
4. Kelayakan
jadwal: dapat menggunakan model-model penjadwalan seperti PERT dan
GANTT CHART. Apakah jadwal pengembangan layak atau tidak.
Hasil akhir analisis sistem (keputusan):
1. Hentikan pekerjaan, karena proposal tidak layak.
2. Tunggu beberapa saat, karena masih ada pertimbangan lain
3. Modifikasi, manajemen memutuskan untuk memodifikasi prososal dengan subsistem lain.
4. Proses dengan syarat, ada persyaratan kelayakan.
5. Proses tanpa syarat, semua syarat terpenuhi. Proposal diterima dan proses dilanjutkan ke desain awal.
Siklus pengembangan sistem menurut J.F.Kelly ; 1. Penelitian sistem a. Definisi ruang lingkup. b. Studi penelitian
2.
Analisis dan desain sistem a. Studi penelitian b. Pengumpulan data dan
analisis c. Desain sistem d. Rencana implementasi 3. Pengembangan sistem
a. Pengembangan b. Pengetesan c. Pengoperasian d. Perawatan
Siklus pengembangan sistem menurut Martin L dan Thomas Harrel ; 1.
Konsepsi sistem 2. Analisis pendahuluan a. Pendefinisan masalah
pendahuluan b. Investigasi c. Persiapan usulan sistem 3. Desain sistem
a. Analisis terinci b. Mendesain keputusan c. Mendesain sasaran d.
Rancang bangun sistem 4. Pemrograman a. Memecahkan kembali rancang
bangun b. Mengembangkan bagan alir secara garis besar c. Menulis
instruksi program d. Merakit program e. Mempersiapkan data untuk tes f.
Melakukan pengetesan g. Mengecek hasil
h.
Mendiagnosa kesalahan i. Membetulkan program j. Memulai pengetesan
sistem 5. Dokumentasi 6. Instalasi sistem 7. Operasi sistem Perancangan Sistem. Analisis
sistem digunakan untuk menjawab pertanyaan what? Sedangkan desain
digunakan untuk menjawab pertanyaan how? Desain berkonsentrasi pada
bagaimana system dibangun untuk memenuhi kebutuhan pada fase analisis.
Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain:
1. Sumber daya organisasi: bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines, material, money dan methods.
2. Informasi kebutuhan dari pemakai: informasi yang diperoleh dari pemakai selama fase analisis sistem.
3. Kebutuhan sistem: hasil dari analisis sistem.
4. Metode pemrosesan data, apakah: manual, elektromechanical, puched card, atau computer base.
5. Operasi
data. Ada beberapa operasi dasar data, antara lain: capture, classify,
arrange, summarize, calculate, store, retrieve, reproduce dan
disseminate.
6. Alat bantu desain, seperti: dfd, dcd, dd, decision table dll.
Langkah dasar dalam proses desain:
1.
Mendefinisikan tujuan sistem (defining system goal), tidak hanya
berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari
abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
2. Membangun
sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran
sistem secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai
unit sistem.
3.
Menerapkan kendala2 organisasi (applying organizational contraints).
Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh sistem yang paling
optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan fungsi-fungsi
yang harus dioptimalkan adalah: performance, reliability, cost,
instalation schedule, maintenability, flexibility, grouwth potensial,
life expectancy. Model untuk sistem optimal dapat digambarkan sebagai
sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan sumber daya
organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi
optimal di atas; dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor
bobot tersebut.
4.
Mendefinisikan aktifitas pemrosesan data (defining data processing
activities). Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan pendekatan
input-proses-output. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses iteratif
sbb:
Ø Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem (system’s goal)
Ø Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut
Ø Mengidentifikasi input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun field informasi yang diperlukan.
Ø Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah input menjadi output yang diperlukan.
Ø Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang disimpan selama pemrosesan input menjadi output.
Ø Ulangi langkah a-e terus menerus samapi semua output yang dibutuhkan diperoleh.
Ø Bangun
basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk memenuhi
kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data.
Ø Berdasarakan
kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung, estimasi cost
pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang ekstrim
Ø Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.
Ø Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.
5.
Menyiapkan proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk
manajemen apakah proses selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak.
Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penyusunan proposal ini adalah:
Ø Menyatakan
ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk
tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan
desain sistem.
Ø Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan diajukan.
Ø Menampilkan semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan merawat sistem.
Ø Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
Prinsip Dasar Desain. Ada 2 prinsip dasar desain, antara lain:
1. Desain
sistem monolitik. Ditekankan pada integrasi sistem. Resource mana yang
bisa diintegrasikan untuk memperoleh sistem yang efektif terutama dalam
cost.
2. Desain
sistem modular. Ditekankan pada pemecahan fungsi-fungsi yang memiliki
idependensi rendah menjadi modul-modul (subsistem fungsional) yang
terpisah sehingga memudahkan kita untuk berkonsentrasi mendesain per
modul. Sebuah sistem informasi dapat dipecah menjadi 7 subsistem
fungsional, a.l: data collection, data processing, file update, data
storage, data retrival, information report dan data processing controls.
Petunjuk umum dalam desain subsistem fungsional sebuah sistem informasi:
1. Sumber data sebaiknya hanya dikumpulkan sekali sebagai input ke sistem informasi.
2. Akurasi
sumber data sangat tergantung pada banyaknya langkah untuk me-record,
collect dan prepare data untuk prosessing. Semakin sedikit langkah
semakin akurat.
3. Data yang dihasilkan dari sistem berbasis komputer sebaiknya tidak dimasukkan lagi ke sistem.
4. Pewaktuan yang diperlukan untuk mengumpulkan data harus lebih kecil dari pewaktuan informasi tersebut diperlukan.
5. Perlu pemilihan cara pengumpulan data yang paling optimal
6. Pengumpulan data tidak harus on-line, melainkan tergantung dari kebutuhan informasi.
7. Semua sumber data harus dapat di validasi dan diedit segera setelah di kumpulkan.
8. Data yang sudah divalidasi, sebaiknya tidak divalidasi pada proses selanjutnya.
9. Total kontrol harus segera di cek lagi sebelum dan sesudah sebuah aktifitas prosesing yang besar dilakukan.
10. Data harus dapat disimpan hanya di 1 tempat dalam basis data kecuali ada kendala sistem.
11. Semua field data sebaiknya memiliki prosedur entri dan maintenance.
12. Semua data harus dapat dicetak dalam format yang berarti untuk keperluan audit.
13. File transaksi harus di maintain paling tidak dalam 1 siklus update ke basis data.
14. Prosedur backup dan security harus disediakan untuk semua field data.
15. Setiap file non sequential perlu memiliki prosedur reorganisasi secara periodik.
16. Semua field data harus memiliki tanggal update/akses penyimpanan terakhir.
Untuk
menganalisa sistem secara efektif, kita membutuhkan lebih dari sekedar
perangkat permodelan; yaitu metode. Metode ini dari waktu ke waktu
berubah sesuai dengan perkembangan teknologi. Siklus ini cenderung
menglami perubahan yang berarti dengan ditemukannya bahasa generasi
keempat dan terakhir generasi kelima dimana pendekatan dengan paradigma
object-oriented dan kompatibilitas antar model.
Pada
dasarnya ada dua metode pendekatan dalam membangun sistem, yang pertama
yaitu topdown. Pada metode ini sistem yang diturunkan dari pemetaan
secara global yang kemudian akan menurun ke arah yang lebih deskriptif.
Metode ini dianalogikan sebagai pembuatan rumah yang dimulai dari aspek
yang paling mendasar yaitu pondasi hingga ke bagian terkecil misalnya
sebuah kran pada kamar mandi. Metode kedua yaitu bottom-up, dimana
sistem dipetakan dari satuan terkecil sehingga ke satuan terbesar,
misalnya perakitan mobil. Pada awal 1980an mulai dikenal teknik
pendesainan terstruktur dengan menggunakan konsep pararel dan siklus,
misalnya antara uji coba program dan pemrograman dapat dilakukan kerja
pararel dan seandainya ada sesuatu yang salah ketika implementasi maka
dilakukan survey, analisa dan desain ulang yang menggantikan metode
pendesainan klasik yang cenderung serial.
Pada prinsipnya aktivitas pendesainan sistem secara terstruktur melingkupi :
Ø Survey
; berfungsi untuk mengetahui kebutuhan pemakai, kesalahan-kesalahan
dalam sistem lama, menetapkan tujuan perancangan, mengajukan usulan
otomasi sistem yang layak dan dapat diterima, dan menyiapkan laporan
survey yang berisi tentang segala sesuatu, pada poin di atas.
Ø Analisa
sistem ; menggabungkan laporan survey dan kebijakan pemakai menjadi
spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan permodelan.
Ø Desain ; mengimplementasikan model yang diinginkan pemakai.
Ø Implementasi ; merepresentasikan hasil desain ke dalam pemograman.
Ø Uji coba desain ; menguji coba seluruh spesifikasi terstruktur.
Ø Testing akhir ; menguji sistem secara keseluruhan.
Ø Deskripsi prosedur ; pembuatan laporan teknis tertulis seperti petunjuk pemakaian dan pengoperasian.
Ø Konversi database ; mengkonversi data, soalnya kata data sudah berarti jamak pada sistem sebelumnya.
Ø Instalasi ; aspek terakhir yang mesti dilakukan mencakup, serah terima manual, perangkat keras dan pelatihan pemakaian.
sumber : lecture ub